terasmalut.id, JAILOLO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, menggelar workshop penyediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui penguatan pembelajaran berbasis kualifikasi starata menuju pendekatan akademik.
Kegiatan yang digagas Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Dikbud Halmahera Barat, itu berlangsung di Aula Baikole, Kantor Pemerintah setempat, yang dihadiri 50 peserta.
Kepala Dikbud Halmahera Barat, Rosbery Uang, mengatakan, kegiatan tersebut bermaksud merangsang guru PAUD untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan ke jenjang starata satu (S1), guna mencapai mutu pendidikan di Halmahera Barat yang lebih berkualitas.
Hal itu juga, kata Rosbery, sebagaimana telah diatur dalam undang-undang nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen yang mensyaratkan kualifikasi guru harus D-IV atau S1.
“Jadi ada upaya-upaya ya memang sudah ada MoU antara Unkhair dan Pemerintah Daerah, guru-guru yang belum sarjana, diupayakan supaya bisa mendaftar ke perguruan tinggi supaya kualifikasinya S1,”jelas Rosbery.
Menurut Rosbery, selain mensukseskan program “Halbar Cerdas” yang merupakan satu dari 7 program prioritas Kepemimpinan Bupati James Uang dan Wakil Bupati Jufri Muhamad (JUJUR), kegiatan tersebut juga berguna besar bagi sekira 80 persen guru di Halmahera Barat, yang belum mencapai kualifikasi pendidikan S1.
“Karena jika kualifikasinya tidak S1 maka ada hal yang tidak bisa dia terima, misalnya tidak bisa ikut TPG sertifikasi guru, kemudian tidak bisa mendaftar P3K, dan juga tidak bisa mendapat tunjagan Daerah Terpencil. Jadi harapannya, semoga para peserta termotivasi dari kegiatan itu sehingga mau meningkatkan kualifikasi pendidikan ke S1,”pungkasnya.
Sementara Kepala Bidang GTK, Dikbud Halmahera Barat, Yulince Tully, menambahkan, bahwa kegiatan ini berkaitan dengan penyediaan pedidik dan tenaga kependidikan PAUD, yang hanya melibatkan guru yang kualifikasi pendidikannya SMA dan D-2. Sebab sebanyak 300 lebih guru belum mencapai kualifikasi pendidikan S1.
“Jadi kegiatan ini untuk memotivasi guru-guru agar melanjutkan studi pendidikan S1, khusus pendidikan guru PAUD,”ujar Eny sapaannya.
Sebab jika tidak, sambung Eny, guru-guru yang kualifikasi pendidikannya terbatas, tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti program Pemerintah yang di antaranya, Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan, atau PPG pra jabatan dan P3K.
Selain itu, lanjut Eny, guru-guru dengan kualifikasi pendidikan tersebut tidak berkesempatan memilki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), sebagai salah satu syarat mengikuti program Perintah.
“Oleh sebab itu, diharapkan melalui kegiatan workshop pembelajaran melalui pendekatan akademik ini dengan sendirinya memotivasi guru untuk melanjutkan pendidikan akademik,”tuturnya.
Eny juga berharap, para guru tersebut termotifasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan, sebab adanya kelas konversi yang sudah tersedia di perguruan tinggi.
“Karena sekali pun masih SMA, dia sudah memiliki sertifikat ikut diklat dan segala macam, itu tambahan untuk konversi. Jadi SKS nya sudah berkurang. Jadi mungkin untuk SMA sudah tidak sampai 4 Tahun. Begitu juga dengan yang D-2,”tandasnya.*[Ghez].