JAILOLO, defactonews.co – Anggota Komisi I DPRD Kabupeten Halmahera Barat (Halbar) Mendesak Pihak Kepolisian Segera Melakukan Pemangilan terhadap kadis kesehatan. Ini menyusul setelah adanya dugaan penyalagunaan wewenang tender proyek Obat senilai 2,2 Milyar di Dinas setempat tanpa melalui proses di ULP.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Halbar Albert Hama S.H., mengatakan terkait dengan pembelanjaan obat yang sudah dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan yang beracu pada rekomendasi Inspektorat dianggap tidak mengikuti aturan Pelelangan ULP, sehingga perlu dilakukan penyelidikan oleh pihak penegak hukum.
Albert menduga, Jangan sampai ada tindakan melawan hukum yang sengaja dilakukan oleh kadis kesehatan yang pada akhirnya justru menguntungkan orang lain.
“Kalau sampai pada wilayah itu terjadi dipastikan ada unsur-unsur hukum terpenuhi maka ada dugaan korupsi di dalamnya,”kata Alber, via telepon, Selasa (16/11).
Atas dugaan tersebut, Ia mendesak kepolisian untuk melakukan pemanggilan terhadap kepala dinas kesehatan untuk penyelidikan.
“Saya meminta kepada institusi Hukum agar jangan hanya sekedar melakukan gertak sambal terhadap kadis kesehatan tetapi segera melakukan pemanggilan untuk dilakukan penyelidikan mulai dari proses pelelangan sampai pada pengadaan obat,”ujar alber
Menurut Alber, Kewengan membatalkan tender itu bukan wilayahnya inspektorat, sebab inspektorat itu kewengan pembinaan.
“Jadi jangan seakan-akan inspektorat itu lembaga superpower yang ada di lingkup pemerintahan kabupaten Halbar,”cetusnya.
Anggota DPRD Halbar Fraksi PKB itu menegaskan, hal tersebut bertentangan dengan ketentuan UU, sebab kewengan membatalkan tender hanyalah PPK, karena PPK melakukan pengkajian.
Selain itu, terkait dengan belanja obat di angka 200 juta ini harus melalui ULP tetapi itu tidak diindahkan oleh dinas kesehatan, ada apa? Bahkan beliau malakukan penunjukan langsung dengan alasan ada rekomedasi dari inspektorat.
“Tetapi pihak inapektorat sudah menjawab bahwa inspektorat tidak pernah mengeluarkan rekomendasi tersebut, ini fatal,”tandas Albert.
(D01/Red)