JAILOLO, terasmalut — Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara, melakukan revitalisasi bahasa Sahu, Halmahera Barat.
Revitalisasi bahasa Sahu itu diikuti dengan kegiatan bimbingan teknis pengajar utama revitalisasi bahasa daerah di Kabupaten Halmahera Barat.
Kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai pada Selasa (19/3/2024) sampai Kamis (21/3/24) di hotel Kurnia Desa Jalan Baru Kecamatan Jailolo.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Malut Dr Arie Andrasyah Isa menuturkan, revitalisasi bahasa daerah ini adalah salah satu program prioritas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Jadi ini termasuk dalam merdeka belajar episode ke 17 yang dicanangkan oleh Kemendikbud Ristek pada tahun 2022 lalu,”tuturnya.
“Nah kegiatan ini memang salah satu kepedulian kami untuk memelihara dan melestarikan bahasa daerah yang sudah hampir punah,”tambahnya.
Dia menjelaskan, bahasa Sahu ini jika dilihat dari peta bahasa pada tahun 2019 kala itu memang sudah mengalami kemunduran dari segi jumlah penuturnya.

“Dan itu dibuktikan dengan beberapa pernyataan yang disampaikan oleh beberapa penutur suku Sahu,”terangnya.
Dia menyebut, pada tahun 2022 lalu, pihaknya merevitalisasi sebanyak 4 bahasa daerah di Maluku Utara yang terancam punah.
Dengan begitu, pihaknya menemukan satu bahasa yakni bahasa Sahu yang terancam punah pula sehingga pada 2023 kemarin pihaknya menambah bahasa Sahu tersebut.
“Nah di tahun 2024 ini kami juga merevitalisasi bahasa Sahu karena menurut kami masih perlu dikawal,”katanya.
Disinggung soal upaya untuk bisa melestarikan bahasa Sahu, dia berujar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemda Halbar untuk mendorong membuat regulasi berkaitan dengan pelestarian bahasa Sahu tersebut.
“Membuat Perda (Peraturan Daerah) kemudian dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal begitu. Sebisa mungkin untuk di tingkat SD dan SMP,”paparnya.*(red/tm01)