JAILOLO, Puluhan tahun masyarakat dua desa di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) terpaksa harus mengalah dengan kondisi alam. Jembatan utama yang menghubungkan kedua desa wilayah Kecamatan Sahu dan Sahu Timur itu, seringkali hilang tertutup aliran sungai yang deras saat hujan turun.
Jembatan penghubung kedua Desa yakni Desa Taraudu Kecamatan Sahu dan Desa Gamnial Kecamatan Sahu itu memang timbul tenggelam sesuai dengan kondisi cuaca.
Kepala Desa Taraudu Kecamatan Sahu Nelson Tan mengatakan, hal itu akhirnya berdampak banyak terutama perekonomian warga.
”Kalau musim hujan, jalan penghubung ini bisa tertutup total oleh aliran Sungai. Hasil perkebunan warga yang harus dibawah dari sebrang jalur sungai tentu berdampak karena akses perekonomian otomatis tertutup saat hujan deras, karena tidak mungkin menyebrang,” kata Nelson saat ditemui defactonews.co di kediamannya, (6/12/21).
Nelson menyebut, Sudah sejak lama kondisi itu tidak berubah banyak. Tidak ada sama sekali jembatan penghubung yang bisa digunakan, saat aliran sungai meluap menutup jalan selama ini, warga hanya bisa melintas ketika air surut meski jalan tidak sepenuhnya kering.
“Kondisi itu tentu sangat memprihatinkan, karena jalur tersebut merupakan jalur yang sering digunakan antar kedua desa bahkan warga harus membawa hasil perkebunannya menyebrang,”sebutnya.
Nelson mengaku, kebutuhan jembatan penghubung yang dibutuhkan itu sudah sejak lama disampaikan saat Musrenbang, namun tidak pernah ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah untuk penggunaan harian masyarakat dalam menghubungkan kedua desa tersebut.
“Jembatan itu sudah sejak lama disampaikan saat Musrenbang namun yang dikerjakan hanya jalan, tetapi jalan masih banyak yang putus-putus, sementara jembatan tidak dilaksanakan,”akunya.
Selain disampaikan pada Musrenbang, menurut Nelson, dirinya sudah berulang kali berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum di pemerintahan sebelumya dan sudah beberapa kali berganti Kepala Dinas di Dinas Pekerjaan Umum tetapi yang diperoleh hanyalah janji semata.
“Kalau untuk Kadis yang baru ini kami belum pernah koordinasi, karena belum pernah bertemu, tetapi di Kadis sebelumnya itu sudah sering disampaikan namun hanya dijanjikan “tahun ini” berulangkali dengan narasi yang sama bahkan sudah pernah diperiksa lokasi jembatan oleh Dinas terkait tetapi tidak pernah terealisasi,”beber Nelson.
Mewakili masyarakat di desa setempat, Nelson berharap agar pemerintah kabupaten halmahera barat bersedia menyentuh wilayah itu.
“Masyarakat sudah terlalu lama menunggu adanya pembangunan jembatan. mereka tentu sangat menaruh harapan agar wilayah mereka dapat diperhatikan sebagaimana wilayah lain tanpa terkendala apapun,”harapnya.