JAILOLO, defactonews.co — Permainan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) secara sepihak yang kerap dilakukan oleh Penjual Eceran (Pengecer) di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) akhir-akhir ini mendapat tanggapan serius dari SPBU Jailolo. Pasalnya, Pengecer yang memainkan harga sepihak tersebut dengan alasan membeli di SPBU mengalami kelangkaan BBM bahkan dengan harga yang mahal.
Riswan, Pengawas Lapangan SPBU Jailolo ketika dikonfirmasi Kamis (7/21) menegaskan, Bahwa lonjakan harga yang dimainkan oleh pengecer dengan alasan yang disampaikan harga BBM mahal dan langka merupakan HOAX.
“Yang dikatakan pengecer bahwa harganya mahal dan langka itu HOAX, karena ini hanya keterlambatan kapal tengker, bukan harganya mahal atau BBM langka,”sesalnya.
Menurut riswan, Penjual eceran tidak semestinya menaikan harga secara sepihak diluar dari harga standar yang sudah ditentukan sebelum ada instruksi dari pemerintah sebab hal tersebut bisa berdampak pada SPBU.
“Apabila ada konsumen yang menemukan para pengecer yang dengan sengaja bermain harga diluar dari standar harga yang sudah ditentukan maka segera melaporkan ke pihak SPBU agar pihak SPBU memanggil oknum pengecer untuk tidak lagi dijual ke pengecer tersebut. Karena hal semacam ini bisa memberikan dampak negatif kepada SPBU,”tegasnya.
Dikatakan Riswan, Biasanya untuk pasokan BBM Setiap hari itu pihaknya disuplay 30 Ton, 20 Ton Pertamax dan 10 ton Petralite namun jika tidak terjadi keterlambatan kapal tengker.
“Perhari itu kita disuplai 30 ton, Hanya saja karena Sekarang kita mengalami keterlambatan kapal tengker maka yang tersedia hanya 10 ton perhari dibagi dua yakni 5 ton untuk Pertamax dan 5 lagi untuk Petralite,”ungkapnya.
Sebenarnya, kata dia. Pihak SPBU sendiri tidak mau lagi menerima pengecer, hanya saja karena SPBU sudah dikunjungi oleh Pihak Polres, Disperindag dan Dishub untuk bernegosiasi agar diberikan ruang kepada pengecer demi kebutuhan masyarakat maka terpaksa dilayani dengan catatan harus tertib sebagai penjual eceran.
Tetapi dengan catatan ada SIUP, itupun persatu pengecer diberikan cuman dua galon tidak lebih dari itu dan sampai sejauh ini yang sudah memiliki SIUP baru terbilang puluhan.
“Jadi kalau disuplainya cuman 5 ton, maka 1 tonnya kita kasih ke pengecer dengan catatan sudah mempunyai SIUP, sisanya 4 ton kita berikan ke pelayanan umum,”tandasnya.
(D01/Red)