JAILOLO, defactonews.co – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) menggelar Workshop Peningkatan Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesenian Tradisional. Senin 12 Desember 2022
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung PKK Halbar, Desa Acango Kecamatan Jailolo itu menghadirkan tiga narasumber diantara Dr. Rustam Hasim, S.Pd, M.Si, Dr Nasrun Balulu, S.Pd, M.Si (Dosen Unkhair) Darwin A Rahman, S.Pd, M.Pd.I.MM (Kabid Kebudayaan Pendidikan Provinsi Maluku Utara).
Turut hadir Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Barat, Rosberi Uang, Asisten II Setda Halbar, Zubair T Latif, Kabid Kebudayaan Disdikbud Halbar Fintje Van Sidete, Joguru Sultan Jailolo, Dewan Adat Tujuh Suku dan peserta dari tujuh suku yang berada di kabupaten Halmahera Barat yakni Suku Sahu, Suku Tabaru, Suku Wayoli, Suku Gamkonora, Suku Pagu, Suku Gora, serta Suku Loloda.
Kepala Dinas Pendidikan Halba, Rosberi Uang dalam sambutannya menyampaikan Bahwa budaya tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari dari keanekaragaman suku di Indonesia serta dipengaruhi oleh sejarah kebiasaan dan adat istiadat masa lalu.
“Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya dengan begitu banyak keanekaragamannya karena terdapat ratusan bahkan lebih suku bangsa sehingga membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang unik di mata dunia,”katanya.
Menurut Rosberi, Seberapapun kaya tradisional di Indonesia apabila tidak dilestarikan maka lama-kelamaan budaya tradisional itu akan hilang dan tergantikan dengan budaya luar sebab kenyataan yang terjadi saat ini adalah bahwa anak-anak kita menyukai budaya asing dibandingkan tradisional kita sendiri.
“Oleh karena itu melalui workshop saat ini saya selaku kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat mencoba untuk merangkul kembali bapak dan ibu sebagai pelaku pendidikan dan para pelaku kebudayaan ada di Halbar agar sama-sama kita lestarikan budaya tradisional kita dengan dimulai dari anak-anak kita,”ujar Rosberi.

Ia menyebut, Budaya dapat dilestarikan di sekolah melalui kurikulum muatan lokal, lembaga adat dapat dilestarikan melalui sanggar-sanggar tradisional sehingga transfer budaya dari generasi sebelumnya ke generasi yang baru dapat tercapai.
“Saya bangga ketika kita melestarikan budaya yang kita miliki saat ini kebanggaan manusia yang terdidik dan berbudaya merupakan kunci kemajuan bangsa. Oleh sebab itu tentunya kita harus mempersiapkan sejak dini sehingga dalam menghadapi masa depan generasi kita generasi yang terjadi antar budaya,”akunya.
Sementara, Asisten II Setda Halbar Zubair T Latif, mengapresiasi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Barat beserta kepala bidang kebudayaan dan kesenian tradisional yang sudah menunjukkan kepedulian terhadap budaya di Halbar melalui kegiatan workshop.
“Dengan adanya kegiatan workshop ini tentu ini merupakan cara untuk bagaimana mendorong kualitas pengelola dari kesenian tradisional agar terakomodir dalam bidang kebudayaan dinas pendidikan,”ucap Zubair.
Dikatakan Zubair, Kalau bicara soal kesenian tradisional, maka kita sudah mengarah pada suatu komunitas satu individu itu mampu menghasilkan hasil karyanya dengan mengungkapkan keindahan serta ekspresi kejiwaan yang merupakan bagian dari budaya
Dia juga mengaku bangga dengan adanya tujuh suku asli Halmahera Barat, diharapkan agar terus didorong eksistensinya serta mempertahankan budayanya masing-masing suku yang mempunyai ciri khas tersendiri.
“Diantara 7 suku yang merupakan suku asli di Halmahera Barat ini artinya adanya suku asli disini tidak berarti bahwa kita mengklaim bahwa harus anti perubahan. Tetapi bagaimana nilai-nilai 7 suku asli ini perlu dipertahankan dan dikembangkan sehingga kemudian tidak punah seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada pada saat ini,”imbuhnya.
Untuk saat ini, Sambung Zubair, baru tiga budaya yang terdaftar secara nasional, Oleh sebab itu dia menghimbau kepada kepala bidang kebudayaan agar selalu turun ke desa-desa untuk melakukan interview sekaligus menginventarisir budaya yang belum berkembang di desa tertentu agar diangkat dan dikembangkan sebab kerja kebudayaan itu tidak di kantor tetapi bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Bangun komunikasi dengan identitas yang ada di Halmahera Barat, karena kesultanan kita juga ada dan yang merupakan cermin di halbar. Karena sebelum Indonesia merdeka daerah ini sudah terlebih dulu diurus oleh kesultanan,”tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Kebudayaan Disdikbud Halbar Fintje Van Sidete Menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang sudah berkesempatan hadir untuk mengisi materi tentu ini juga merupakan bentuk kecintaan mereka terhadap budaya di Halmahera Barat.
“Kalau bicara soal kebudayaan tentu tidak terlepas dari kehidupan manusia, untuk itu budaya di Halmahera Barat sudah sepatutnya kita kembangkan untuk mewujudkan keindahan dalam bermasyarakat,”ungkapnya
Ia juga menambahkan, Bahwa untuk mewujudkan keindahan tentu kita membutuhkan sebuah komitmen sebab jika hanya menginginkan keindahan tetapi tanpa komitmen maka itu akan sulit terwujud.
“Mari kita rajut kembali budaya tradisional yang nyaris hilang, satukan pola pikir dan semangat untuk terus mengembangkan budaya-budaya yang ada di Halmahera Barat agar terus maju untuk kemudian berdampingan dengan budaya-budaya yang lain,”pungkasnya.
Penulis : Eghez
Editor : Redaksi