JAILOLO, Melonjaknya harga minyak goreng di Pasaran membuat mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Ternate bersama pemuda Karang Taruna dan juga Ibu-ibu Desa Bobanehena punya inisiatif membuat produk olahan minyak goreng dari kelapa lokal.
Dalam agenda Presentasi dan juga launching logo produk minyak goreng olahan dari Mahasiswa KKN Abcd IAIN Ternate di Desa Bobanehena Kecamatan Jailolo Halmahera Barat Senin (28/03), dihadiri oleh Rektor IAIN Ternate DR. Radjiman Ismail M.Pd, LP2M Muhammad Zain, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ansar Tohe, Kepala Desa Bobanehena Iswan, dan juga Kepala Desa Jalan Baru, serta perwakilan mahasiswa KKN IAIN Ternate di Halmahera Barat.
Produksi minyak goreng lokal ini sudah kali kedua, dengan dilaunching namanya Goroho Igo berasal dari Bahasa Ternate yang punya arti minyak kelapa.
Produksi pertama kali pada 18 Maret lalu menghasilkan 20 botol kemasan dan juga 2 kemasan plastik yang masing-masing kemasan isi 1,5 liter. Dan produksi keduakalinya ini menghasilkan 5 botol kemasan, dan 2 kemasan plastik.
Rektor IAIN Ternate DR. Radjiman Ismail M.Pd saat dikonfirmasi usai kegiatan launching produk, menyatakan, dengan harga produk minyak goreng kelapa sawit yang terus melonjak saat ini, dengan adanya inisiatif dari mahasiswa ini sangat membantu terutama untuk ibu-ibu dalam hal mengolah ekonomi masyarakat sangat penting.
“Jadi kehadiran mahasiswa IAIN di masyarakat ini sangat dirasakan oleh masyarakat yang manfaatnya luar biasa dan bahkan masyarakat saat ini juga berharap bahwa KKN seperti ini perlu dilanjutkan,”jelasnya.
Menurutnya, sebenarnya KKN yang selama ini dilaksanakan oleh IAIN Ternate kali ini memang agak berbeda. Karena disebutkan, sebelumnya mahasiswa turun dilokasi KKN hanya menjalankan program yang sudah ditetapkan oleh lembaga untuk sebagai persyaratan program-program tersebut.
“Tetapi kali ini, yang pertama dilkakukan itu, mahasiswa harus datang koordinasi dan melakukan observasi pada aset-aset atau potensi yang dimiliki desa setempat baik secara fisik maupun nonfisik. Aset fisik misalnya punya potensi ekonomi, seperti produk minyak goreng olahan yang hari ini mahasiswa lagi perkenalkan,” ujarnya.
Ia menyebutkan kiranya ini memang sejalan, tetapi mahasiswa tidak bisa hanya sebatas itu, tetapi harus juga mendata aset-aset masyarakat terutama terkait dengan pendidikan dan juga pembinaan keagamaan.

“Bagi kami dari pimpinan IAIN ini menjadi bahan evaluasi untuk memaksimalkan lagi agar kedepannnya lebih baik lagi dari hari ini, tapi hari ini memang sudah luar biasa,”ucapnya
Selain itu Kepala Desa Bobanehena Iswan kepada media ini menuturkan, adik-adik mahasiswa yang berkolaborasi dengan pemuda desa, dari Pemerintah desa sudah tentu harus memfollow up dalam bentuk dukungan moril maupun aspek keuangan.
“Sekalipun ini sudah memasuki pertengahan tahun ini menjadi program estafet atau lanjutan ditahun-tahun yang akan datang,”ketusnya.
Selain itu, ia juga mengakui bahwa harus ada dua jaminan yaitu ketersediaannya bahan baku dan juga tersedianya pasar untuk produk minyak goreng. Karena desa Bobanehena memiliki penghasilan buah kelapa yang melimpah.
“Kita tentu sangat optimis dari sisi pemasaran minyak kelapa lokal pasti bisa bersaing dengan minyak goreng kelapa sawit,”akunya.
Tetapi menurutnya, bau minyak goreng kelapa lokal agar diproduksi nantinya harus dihilangkan sedikit, tapi tidak bisa seutuhnya dihilangkan, agar produsen dapat mengenali ciri khas bau minyak goreng kelapa lokal itu sendiri.
Iswan juga menyebutkan produksi kedepan nanti itu, aspek kesehatan dan legalitas hukum produk harus dipertimbangkan. Dan produk ini harus tetap dilanjutkan oleh ibu-ibu di desa, mungkin dikemas dengan baik dapat menarik perhatian pelanggan, namun saat ini lokusnya masih di desa.
Sementara itu Koordinator KKN Abcd Desa Bobanehena Irfan Ahmad, mengatakan, produk olahan minyak goreng ini memang inisiatif dari mahasiswa KKN, tapi pihaknya tidak sendiri dengan melakukan rapat bersama Pemerintah Desa dan juga Ibu-ibu PKK, dan juga pemuda Karang Taruna Desa Bobanehena sehingga melahirkan kesepakatan untuk pembuatan produk minyak goreng olahan dari kelapa lokal.
Irfan juga berharap, agar produk olahan minyak goreng atau goroho igo ini dapat dijalankan oleh ibu-ibu secara turun-temurun agar membantu masyarakat dalam sisi ekonomi.
Penulis : Eghez
Editor : Redaksi