JAILOLO, defactonews.co — Perihal kekurangan Guru terutama guru negeri untuk SD di daerah pelosok selalu menjadi persoalan klasik di dunia pendidikan di Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat. Pasalnya masih ada sekolah yang hanya kepala sekolahnya yang PNS, Selebih hanyalah tenaga guru honorer.
Bahkan, Sudah bertahun-tahun lamanya belum ada solusi yang mampu memecahkan persoalan ini. Alih-alih mencari solusi, pada pelantikan kemarin saja begitu banyak guru yang berasal dari Kecamatan pelosok yang justru dilantik dan ditempatkan di berbagai Dinas di Lingkup perkantoran pemkab Halbar.
Anggota DPRD Komisi I Fraksi PDIP Yudit Sikawi Kepada sejumlah awak media, Selasa (14/09) Mengaku sangat mensesali ketidakmampuan Pemerintah Daerah dalam memecahkan persoalan yang begitu lama mengendap. padahal perihal pendidikan merupakan hal yang paling fundamental. “Kami merasa sangat prihatin menyangkut dengan pendidikan di Kecamatan Loloda, mestinya Pemda harus mampu melihat persoalan ini sehingga melakukan pemerataan guru,”sesalnya.
Menurut Yudit, Kekurangan Guru yang terjadi sudah sekian lama itu tidak seharusnya pada pelantikan kemarin guru dari pelosok desa juga ditarik dan ditempatkan di perkantoran.
“Menyangkut dengan guru ini kan masih kurang, lantas kenapa guru ditarik lalu ditempatkan di dinas lain, padahal di Pelosok pedesaan sendiri sangat membutuhkan guru apalagi ini berkaitan dengan pendidikan dan bahkan saat ini kita diperhadapkan dengan pandemi tentu anak-anak sekolah pun tidak puas dalam menerima pembelajaran maka pemerintah daerah mestinya lebih jeli melihat ini,”ujar DPRD Dapil III.
Yudit bilang, Di desa Jangailulu sendiri yang mengajar hanya satu tenaga guru sehingga Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas pendidikan agar lebih proaktif dalam memperhatikan kondisi pendidikan di Kecamatan Loloda pada umumnya.
“Kami meminta kepada Dinas Pendidikan lebih memperhatikan terkait pendidikan sebab kalau memang cuman satu guru yang bahkan hanya honorer saja tentu tidak mampu untuk bisa memberikan pelajaran terhadap anak-anak murid di enam kelas,”pintanya.
Menurutnya, Seluruh anak bangsa memiliki hak yang sama apalagi dinaungi oleh kurikulum yang sama sehingga tidak semestinya di wilayah Jailolo yang karena terkesan perkotaan lalu mengabaikan di pelosok pedesaan.
“Justru di Pelosok-pelosok Pedesaan itu juga mestinya diperhatikan, karena sama-sama anak bangsa yang juga memerlukan pendidikan yang sama jangan hanya di wilayah pelosok lalu diabaikan, kan sama-sama dengan kurikulum yang sama,”ketusnya.
Ia juga menambahkan, Diakui memang banyak sekolah di kecamatan loloda yang kekurangan Guru khususnya PNS sehingga kebanyakan diisi oleh tenaga Honorer.
“Pemerataan kualitas pendidikan juga harus diimbangi dengan ketersediaan SDM guru yang andal maka perlu adanya penambahan guru,”pungkasnya.
(D01/Red)