TERNATE, TM – Peserta dan Pelatih Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Maluku Utara ke XXX mengeluhkan ketidaktersediaan tenaga medis dan Obat-obatan di lokasi kegiatan yang bertempat di Ngade, Kota Ternate.
Hal ini dikeluhkan oleh panitia MTQ kabupaten Halmahera Barat (Halbar) ketika di konfirmasi di Asrama Haji Ngade, Minggu 23 Juni 2024.
Menurut Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Halbar Iksan Dagasuly mengatakan, kegiatan yang menghadirkan peserta dari dari 10 kabupaten kota yang pastinya akan banyak orang karena selain peserta ada juga pelatih dan Official.
“Peserta 10 kabupaten kota beserta pelatih dan Official. Ini pengalaman, Kondisi seperti ini kabupaten kota harus turut serta membawa tenaga medis,”sebut Kabag Kesra Halbar
“Karena sungguh di sayangkan kegiatan yang begitu besar kok setingkat Tenaga medis tidak ada, lalu bagaimana dengan keadaan kesehatan peserta,”sambung Iksan mempertanyakan.
Menurut Iksan, kegiatan seperti ini tenaga medis itu sangat penting untuk melakukan chek up kesehatan peserta.
Hal ini perlu dilakukan oleh panitia untuk mengetahui kondisi terkini dari kesehatan peserta sebelum tampil. Karena ketidaktersediaan tenaga medis dan obat-obatan dari panitia Provinsi, Iksan mengaku, pihaknya mengambil langka antisipasi untuk membeli di apotek terdekat.
“Memang disini tempat penjualan obat dekat, tetapi kesediaan tenaga medis dan obat di lokasi harus ada agar terus memantau kondisi peserta miris juga panitia seperti ini,”katanya
Ia juga mengaku, hal ini telah dikonfirmasi ke Karo Kesra Provinsi Fadly Muhammad melalui pesan di grup WhatsApp Kesra Provinsi Maluku Utara namun tak ada yang merespon.
Pantauan media di lapangan salah satu Pelatih pengajian dan beberapa peserta jatuh sakit, dikonfirmasi gejala sakit yang dialami bervariasi diantaranya. Pelatih pengajian, Demam dan flu batuk sedangkan peserta MTQ perut sakit, tenggorokan sakit, batuk dan demam.
Terpisah, Plt Karo Kesra Provinsi Maluku Utara Fadly Muhamad ketika dikonfirmasi Wartawan melalui pesan aplikasi WhatsApp mengaku, ketersediaan tenaga Medis dan obat-obatan tidak disediakan oleh pihaknya karena dalam kesepakatan bersama panitia sebelumnya (kota Tidore) tidak membicarakan hal itu.
“MoU itu terjadi pembagian tugas, jadi ketika ambil alih dari panitia Tidore tidak ada kesepakatan tanggung jawab Tenaga medis karena ini tidak di tuangkan dalam perjanjian jadi Provinsi hanya menangani terkait dengan penyelenggara,”ungkapnya.
“Jadi MTQ dan STQ itu kegiatan kabupaten kota dengan Provinsi biasa nya begitu, satu tahun sebelum kegiatan itu mulai biasa di SK-kan tuan rumah. Jadi kemarin tuan rumah itu Kota Tidore, dengan keterbatasan anggaran Kota Tidore belum bersedia untuk menjadi tuan rumah,”sambung Karo Kesra
Ia mengatakan, setiap panitia penyelenggara pastinya ada sharing anggaran dan tim kerja dan kota Tidore menolak karena ketidaktersediaan anggaran.
“Lalu kami ambil alih sesuai arahan Gubernur dan melihat berbagai konsekuensi anggaran. Provinsi ini ketika nnti bertanding di ivent Nasional di Kalimantan. Kafilah peserta yang menang itu sekitar 50-60 orang itu yang kami tanggung jawab,”akunya
Ia menambahkan, sebagai Penyelenggara kegiatan selama ajang MTQ pihaknya hanya urusan penyelenggara untuk pertandingan sedangkan Kafila itu urusan kabupaten kota masing-masing.
“Saya ambil contoh di Haltim, Tenaga medis yang pernah masuk dalam kegiatan itu tanggung jawabnya kabupaten. Sebab tenaga medis bukan provinsi punya area,”tandasnya.*(Red/Ghe).